Waktu pertama kali terlibat belajar menulis, saya diyakinkan bahwa menulis itu mudah.
dan faktanya memang demikian. Menulis, ternyata memang sangat gampang. Seperti kata
ust Faudhil Adzhim dalam bukunya mengenai kepenulisan. Bahwa hal pertama yang mesti
dilakukan adalah "Tulislah!". Jangan dulu pedulikan diksi, isi, alur, dan beragam unsur
yang ujungnya malah bikin pelik dan malas menulis.
Namun kemudian, setelah menulis terasa menyenangkan datanglah tuntutan lebih. Tuntutan ini ditunggangi idealisme juga perfeksionisme. Keduanya membuat hal yang menyenangkan tadi akhirnya jadi sedikit lebih menegangkan.
Namun jangan salah. Ketegangan itu memicu sekresi dan peredaran adrenalin. Dan mengarusnya adrenalin dalam tubuh, membuat segenap syaraf pada tubuh kita siaga dan selalu segar. Jadi intinya, tuntutan tadi sebetulnya mentransformasi kesenangan seorang newbie menjadi kesenangan seorang prodigy *halah :)
Bagusnya, beruntung sekali saya mengenal banyak kawan yang terlibat aktivitas tulis-menulis. Di TARAJE salah satunya, komunitas 'unik' satu ini menyuguhkan saya pengalaman dan rasa yang lebih tentang segala hal yang berkaitan dengan kepenulisan.
Seperti misalnya hari Minggu kemarin (9/12). Kita (member) digiring ke Saung Angin milik
Penulis muda yang sama-sama kita kenal lewat karyanya MUHAMMAD, Lelaki Penggenggam Hujan. Ya, dia Tasaro GK. Darinya dan beberapa kawan 'psikopat'nya :P, ada cukup banyak hal yang bisa dipelajari untuj diasah terus di kemudian hari.
1. Alur
Ada beberapa langkah umum yang biasa kita jumpai pada berbagai karya hebat tentang bagaimana membuat alur yang bagus.
-Tentukah Tokoh
-Tentukan tujuan atau mimpi besar sang tokoh
-Tentukan apa yang menjadi penghalang bagi tokoh untuk meraih tujuan/mimpinya
-Ceritakan bagaimana tokoh mencapai tujuan/mimpinya
-Ceritakan bagaimana tokoh akhirnya berubah pikiran
-Kisahkan bagaimana sang tokoh mencapai tujuan/mimpinya
-Tutup dengan akhir (ending) yang greget
Ada beberapa langkah umum yang biasa kita jumpai pada berbagai karya hebat tentang bagaimana membuat alur yang bagus.
-Tentukah Tokoh
-Tentukan tujuan atau mimpi besar sang tokoh
-Tentukan apa yang menjadi penghalang bagi tokoh untuk meraih tujuan/mimpinya
-Ceritakan bagaimana tokoh mencapai tujuan/mimpinya
-Ceritakan bagaimana tokoh akhirnya berubah pikiran
-Kisahkan bagaimana sang tokoh mencapai tujuan/mimpinya
-Tutup dengan akhir (ending) yang greget
2. Karakter
Tokoh pertama yang biasanya akan seorang penulis munculkan dalam karyanya adalah Alter Ego alias deskripsi mengenai karakter diri sendiri. Biasanya dibiaskan melalui berbagai sifat/ciri khas khusus tambahan pada sang tokoh. Nah, namun jika eksplorasi terhadap alter ego telah habis, maka mutlak mesti ada upaya kreatif lain untuk menciptakan tokoh. Diantaranya dengan membaurkan beragam karakteristik dari orang-orang yang kita kenal di dunia nyata.
3. Diksi
Tak semua buku punya diksi yang meninggalkan kesan pada ingatan pembaca. Biasanya pula, kebanyakan penulis baru terlalu berkutat pada beragam idiom kabur yang ketimbang membumbui makna lebih tepat jika dikatakan melenyapkan makna sesungguhnya.
Tak semua buku punya diksi yang meninggalkan kesan pada ingatan pembaca. Biasanya pula, kebanyakan penulis baru terlalu berkutat pada beragam idiom kabur yang ketimbang membumbui makna lebih tepat jika dikatakan melenyapkan makna sesungguhnya.
Ada tips sederhana tentang bagaimana mengasah otak kanan kita terbiasa berdiksi. Ada konsep 5+1. Yaitu, optimalkan 5 indera (Penglihat, Pendengar, Pencium, Perasa, dan Peraba) dengan baik.Setelah itu, komparasikan berbagai kata dengan terus-menerus memakai idiom sederhana. Makin sederhana ungkapan-ungkapan yang digunakan, makin manis kesan yang diperoleh. Maknanya, kalimat yang digunakan berpotensi meninggalkan kesan pada pembaca. Nah, setelah kelima hal itu dilakukan, ada 1 lagi yang patut kita praktekkan untuk memberi tulisan kita gizi yang lebih.
Tasaro mengistilahkannya dengan Koneksi. Yaitu, memberi beberapa tulisan pendukung pada apa yang kita kisahkan. Misal, fakta sejarah yang terjadi, kalimat-kalimat yang berkonklusi pada pesan cerita, dan sebagainya.
Nah, begitulah. Disampaikan dengan ringan dan santai, upgrading kemarin lebih terasa seperti temu kangen entitas dumay Taraje plus ngobrol santai bareng Tasaro. Buat kawan-kawan yang mau, gabung silakan join Group TARAJE.
Ini dia cerita versi gambar dari aktivitas kemarin :)
PRELUDE BARENG Kang ADIB
TASARO
Cobaa, ada yang tahu dia kenapa? |
YUK BELAJAR
EKSPRESI
BEST MOMENT :D |
Panorama PANORAMA
Huhu nice...potonya banyaaaakkk asiiikkk :D
BalasHapuswooiya donk,itulah kelebihan mataroni ;)
Hapus