Tidak Sedang Gila

Tuhan...

Bahkan Engkau pun telah lama tahu, bahwa ide untuk mencintainya bukanlah kegilaan. Bila ratap adam membuatMu ciptakan Hawa. Maka dengan segala kekerdilan dan do'a-do'aku yang tak seberapa, biarkan ia yang Engkau ridhai membuka ruang cintanya untuk kumasuki.

Kami dipisah banyak hal.
Rahim ibu kami terpaut jarak. Jalan cerita cinta mereka dengan ayah kami meliuk tak berpapasan. Namun bila dalam drama dunia tentang sebuah pertemuan di Arafah Engkau bisa ciptakan, tiadalah sulit bagiMu ceritakan itu lagi dengan kami yang tiba-tiba bertemu dengan kehendakMu.

Ada perempuan menjelma mulia karena cintanya pada makhluk yang terpenjara. Biar keduanya saling cinta, batangan jeruji sel jadi batas tegas atas kesabaran buat saling sua. Begitulah Zulaikha Kau takdirkan meretas keshalehan lewat roman seorang RasulMu. Bila kesabaran itu yang jadi jalan kemuliaan, maka kukuhkan pula kesabaran yang sama di dada kami. Biar Bui-bui iman memenjara rindu buat sementara.

Di lain kisah, Engkau tolong seorang hambaMu untuk piawai menggembala. Atas kasih ayah seorang Zhafura, Kau bantu Musa mencapai kemandiriannya demi cinta. Hingga di masa-masa pelik konfrontasi dengan tiran penguasa piramid, ada kelembutan perempuan yang menguatkan langkah-langkah juang. 
Sesungguhnya perjuangan adalah sunahMu yang tak mungkin lenyap dari daya setiap hamba. Maka demi perjuangan yang kian berat, tempatkan di rumah kami seorang bidadari yang dengan sabarnya mampu melunakkan keras hati kami.

Cinta Kau biarkan mengembara dari jiwa ke jiwa. Dan masa tidak bergulir kecuali ada cerita cinta. Kecemburuan dalam konflik segitiga hingga konspirasi dunia, ternyata punya akar sama dalam penyebabnya. Cinta yang meliarlah itu, dan kami berlindung dari fitnahnya.

Izinkan diantara perjalanan cinta yang mengagumkan itu suatu saat singgah ke jiwa kami. Dan biarkan itu suci sebagaimana terjadi pada manusia-manusia yang Engkau cintai.

Pernah suatu kali seorang pemuda diam-diam jatuh hati. Wanita yang menawan perasaannya adalah putri dari seorang mulia bergelar Nabi. Hatinya kecut, sesaat ketika dua sahabat utamanya bergiliran meminang dan berturut pula keduanya dikesampingkan. Ia merasa tertinggal jauh dari keduanya dan lantas merasa tak pantas. Namun cerita yang Kau tutur begitu Indah.
Sang Nabi merestui pemuda sepupunya itu dan menikahkan dengan putrinya. Ya Tuhan, diri kami tak semulia manusia-manusia itu. Dan Kau bahkan lebih tahu betapa kebusukan telah menyumbang noda. Namun perasaan kami dan manusia-manusia itu sama. Mohon jagalah kami, dan sampaikan cinta itu dengan caramu yang paling indah.

Maka demi cinta yang telah Kau karuniakan pada hati kami, ridhailah, berkahilah. Agar dalam pengembaraannya, Cinta yang singgah pada jiwa kami akan turut jadi satu kisah Indah dalam roman kemanusiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...