Bila tandang ke Kementrian Keuangan, begitu masuk beloklah ke kiri. Ada sebuah ruang cukup besar yang dinding-dindingnya dipenuhi pigura BERDUIT!! Ya, maksudnya uang-uang sejak awal negeri ini memiliki Bank Indonesia, di pigura itulah uang-uang sejak masa awal kemerdekaan disimpan.
Sebetulnya bagaimana awal adanya uang di Indonesia?
---
.Kembalinya kekuasaan pemerintah Hindia Belanda (NICA) tahun 1945 sempat mendahului penerbitan uang kertas RI (ORI) dengan mengedarkan uang kertas “Uang NICA (uang merah) 1943” yang berkelanjutan dengan perebutan daerah dan tarik menarik peredaran antara Belanda vs Indonesia. Sementara itu, Belanda (NICA) juga memberlakukan uang kertas NICA 1943, Javasche Bank Pra-Perang Dunia II dan Federal 1946 yang dilegalisir dengan cap-cap khusus di Guinea Baru Belanda (Papua dan Papua Barat) sebelum mengeluarkan terbitan khusus Nederland Nieuw Guinea 1950 dan 1954.
.
Pada masa revolusi (1945-1949), uang RI yang dikenal sebagai “Oeang Repoeblik Indonesia/ORI, URI, Uang Putih” terlambat beredar (1946), mengalami masa paling sulit karena keadaan ekonomi dan politik pada waktu itu. Proses pencetakan, pengiriman, dan pengedarannya sangat genting dan tidak menentu. Pemerintah RI sempat mengeluarkan 3 (tiga) kali uang kertas (ORI/URI) 1945-1948 (satu diantaranya keluaran militer). Uang kertas darurat RI (ORI) ini hanya sempat beredar di Jawa-Madura dan Lampung dikarenakan transportasi yang sulit. ORI lainnya sempat dicetak di Amerika Serikat (Security Banknote Company) tapi sistuasi tidak memungkinkan untuk pengangkutan. Selain perang saraf dengan Belanda, peredaran ORI menghadapi masalah inflasi ditambah pemalsuan yang tidak sedikit.
Pada masa revolusi (1945-1949), uang RI yang dikenal sebagai “Oeang Repoeblik Indonesia/ORI, URI, Uang Putih” terlambat beredar (1946), mengalami masa paling sulit karena keadaan ekonomi dan politik pada waktu itu. Proses pencetakan, pengiriman, dan pengedarannya sangat genting dan tidak menentu. Pemerintah RI sempat mengeluarkan 3 (tiga) kali uang kertas (ORI/URI) 1945-1948 (satu diantaranya keluaran militer). Uang kertas darurat RI (ORI) ini hanya sempat beredar di Jawa-Madura dan Lampung dikarenakan transportasi yang sulit. ORI lainnya sempat dicetak di Amerika Serikat (Security Banknote Company) tapi sistuasi tidak memungkinkan untuk pengangkutan. Selain perang saraf dengan Belanda, peredaran ORI menghadapi masalah inflasi ditambah pemalsuan yang tidak sedikit.
.
Pada akhirnya menjelang pengakuan kedaulatan RI (1949) dipersiapkan reformasi keuangan berupa “Uang Republik Indonesia Baru” (URIBA) 1949 namun tampaknya tidak berjalan lancar.
Penerbitan uang darurat daerah merupakan satu-satunya jalan keluar sebagai pengganti uang pusat (ORI/URI). Faktor keuangan, politik, dan lainnya menyebabkan berbagai daerah-daerah di Jawa dan Sumatera (sebagian besar di sumatera Utara) mengeluarkan uang kertas sendiri. Dari tingkat daerah gerilya s.d. propinsi dan memakai nama yang berbeda-beda (bon, surat, penerimaan, cheque, dan lain-lain) namun berfungsi sama sebagai alat pembayaran.
Penerbitan uang darurat daerah merupakan satu-satunya jalan keluar sebagai pengganti uang pusat (ORI/URI). Faktor keuangan, politik, dan lainnya menyebabkan berbagai daerah-daerah di Jawa dan Sumatera (sebagian besar di sumatera Utara) mengeluarkan uang kertas sendiri. Dari tingkat daerah gerilya s.d. propinsi dan memakai nama yang berbeda-beda (bon, surat, penerimaan, cheque, dan lain-lain) namun berfungsi sama sebagai alat pembayaran.
.Antara tahun 1948-1960-an, Kelompok Tandingan/Separatis (FDR Grobogan, NII Tjirebon, RMS, PRRI, PRRI/Permesta, RII Bagian Timur, dan lain-lain) mengeluarkan uang kertas lokal yang dicap/ditandatangani di atas uang terbitan jaman Belanda, Jepang, dan Republik Indonesia maupun cetakan sendiri (lokal dan luar negeri).
.
Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) 1950 yang berumur kurang dari satu tahun hanya mengeluarkan uang kertas pecahan kecil (Rp5 dan Rp10) meskipun pecahan lain telah dicetak sebagai percobaan.
.Selanjutnya Departemen Keuangan RI masih berpedoman pada Undang-undang Jaman Belanda, mengeluarkan pecahan kecil pada tahun 1951, 1953, 1954, 1956, 1960, 1961 dan 1964 berbeda dengan terbitan masa revolusi fisik (1945-1948) meliputi semua pecahan besar dan kecil.
.
Beraneka ragam uang terbitan Bank Indonesia:
Tahun Tema
1952 Pahlawan dan Kebudayaan
1957 Hewan
1958 Pekerjaan Tangan I
1959 Flora dan Fauna
1960 Soekarno
1961 Borneo (kenyataan tidak beredar di Borneo Utara, Sabah, dan Serawak)
1964 Dwikora
1964 Pekerjaan Tangan II
1968 Soedirman (memakai benang pengaman pertama kali)
1975 Diponegoro, Borobudur
1977 Flora-Fauna
1979 Gamelan
1980 Pahlawan dan Kebudayaan
1982 Flora
1984 Fauna (dikenal sebagai uang merah di Irian Barat)
1985-1987 Pahlawan
1986 Pahlawan
1987 Fauna
1992 Spesifik Daerah
1993 Tokoh
1995 Fauna dan Tokoh
1998-2009 Pahlawan Nasional
Beraneka ragam uang terbitan Bank Indonesia:
Tahun Tema
1952 Pahlawan dan Kebudayaan
1957 Hewan
1958 Pekerjaan Tangan I
1959 Flora dan Fauna
1960 Soekarno
1961 Borneo (kenyataan tidak beredar di Borneo Utara, Sabah, dan Serawak)
1964 Dwikora
1964 Pekerjaan Tangan II
1968 Soedirman (memakai benang pengaman pertama kali)
1975 Diponegoro, Borobudur
1977 Flora-Fauna
1979 Gamelan
1980 Pahlawan dan Kebudayaan
1982 Flora
1984 Fauna (dikenal sebagai uang merah di Irian Barat)
1985-1987 Pahlawan
1986 Pahlawan
1987 Fauna
1992 Spesifik Daerah
1993 Tokoh
1995 Fauna dan Tokoh
1998-2009 Pahlawan Nasional
.Pada waktu yang hampir bersamaan, dikeluarkan uang kertas dan logam terbitan khusus berlaku di Irian Barat dan Kepulauan Riau karena keadaan politik dan ekonomi yang amat berbeda dengan daerah-daerah lainnya.
.
(AAS/NI/901062)
(AAS/NI/901062)
.
KEPUSTAKAAN
Bree, L de: Gedenboek van de Javasche Bank, 1828-1928, vol.I-II, Weltevreden 1928
Chijs.Mr. JA van der: Catalogus der Numismatischen Verzameling van het Bataviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Batavia 1896
Directie NHM: Gedenkboek der Nederlandsche Handel Maatschappij 1824-1924, Amsterdam 1924
Handjaja, S. dkk: Katalog Uang Kertas Indonesia 1782-1996, Jakarta 1996
Pick, Albert: Standard Catalogue of World Paper Money Vol. I-III. General & Specialized Issues, Iola, 2006.
Scholten, C: The Coins of the Dutch Overseas Territories, Amsterdam. 1952
Dll
.
Pengamat Numismatik dan Sejarah Daerah
Alim Artadjaja Sumana
Pengamat Numismatik dan Sejarah Daerah
Alim Artadjaja Sumana
sumber artikel: http://www.uang-kuno.com/2009/11/info-uang-kuno-2.html
foto : dokumentasi pribadi di Kementrian Keuangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar