Lalu siapakah lagi yang akan menghargai kita? Sedang belahan jiwa tlah
lalu bersama gurat senja, menanggalkan pekat tempat perasaan kita
menggelantung..
Kenduri telah usai berpora dalam
hati meninggalkan sunyi yang kian sepi.
Kau selalulah pelita dalam jiwa,
Sebab aku dengan getir menyusun sumbu, menjalinnya rapi
Aku pula memeras minyak, menyaringnya tuk dituang ke cawanmu
Maka menyalanya engkau adalah karunia
Seperti halnya diriku, mereka pun terkagum pada cahyamu
Berkerlip dibalik lubang bilik
Berpendar melegakan perasaan
Nyalamu adalah penghias harapan jiwa-jiwa yang kena luka
Sebab malam tak selamanya,
Merenunglah bersama malam dan mandikanlah tubuhmu dengan cahya
gemintang
Hingga bila esok fajar bersiap terbit
Telah siap pula engkau dengan cahyamu
Yang kami nanti yang menumbuh harapan
mungkin terasa beda jika menyimaknya dalam bentuk saya beraudio, download disini, ringan koq :)
mungkin terasa beda jika menyimaknya dalam bentuk saya beraudio, download disini, ringan koq :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar