“Menulislah, agar kau tak hilang dari sejarah”....

Begitu yang dicatat seorang Lutfi Mardiansyah, yang pernah saya intip di diktat kuliahnya saat kebetulan duduk di samping saya di salah satu perkuliahan.
Dan memang itu yang saya lakukan, ada banyak orang menyadari dan saya yakin mereka tak punya alasan untuk tak menulis dalam hidupnya.

Agar tak sekedar menjadi milad, momentum hari lahir yang saya yakin banyak orang “memperingatinya” dengan berbaga cara, saya lebih memilih untuk berdamai dengan episode kemarin, kemarin dan sebelum kemarin kemarin yang telah menjadi sejarah dan esok, esok, dan esoknya lagi yang tengah menanti dirangkai lebih baik.. lebih indah.. lebih bernilai dan lebih tinggi..
Menyatukan mereka berdua kemudian mengajaknya berjalan beriringan untuk menampilkan kedirian terbaik dalam menjemput takdir kebaikan-kebaikan yang lain.

Hari itu 14 Mei 1991, 21tahun silam seorang wanita muda berusia 23 tahun berjuang melahirkan anak keduanya. Tak ada suami karena bekerja. Tak ada ayah atau ibu apalagi mertua. Tanpa dampingan siapapun pergi seorang diri kerumah seorang bidan yang kebetulan tak begitu jauh lokasinya di belakang rumah. 

Hanya saja bagi seorang wanita hamil 9 bulan yang akan melahirkan, jarak sedekat apapun akan cukup menyiksa bukan?! Setelah menjalani pemeriksaan ternyata intuisi wanita muda itu memang benar, dia akan melahirkan saat itu juga, tak ada siapapun dan tak ada persiapan apapun wanita muda itu kembali ke rumahnya: jalan kaki sambil memegangi bagian bawah perutnya ia mengemas apa saja yang diperlukan untuk menyambut kelahiran seorang bayi yang tak dia tahu apakah lelaki atau perempuan, tapi gejala kehamilan pada umumnya yang dia rasakan membuatnya yakin bahwa anaknya adalah lelaki, bayi ini seringkali menendang perut ibunya. 'Sepertinya lelaki', begitu pikirnya.

Ditemani bidan yang sama yang membantu persalinan pertamanya, akhirnya dalam waktu tak lebih dari 30 menit dengan 3X ejan.. lahirlah seorang putri dengan berat 3,6 kg dan panjang 55 cm: 'Dina Mayangsari' namanya dan yang membantu persalinan adalah seorang Bidan non muslim, Khadijah namanya.

Tentang Dina Mayangsari DiNa adalah gabungan singkat nama kedua orangtua Dadang Hidayat dan Rina Rosita sari. Dadang + Rina = Dina, dan tentang Mayangsari, itu nama pemberian nenek dari pihak ayah katanya artinya gadis cantik berambut panjang ^_^ dan walhasil saya memang tak pernah suka berambut pendek :3. Sepertinya sejak dalam Rahim, mama sudah membentangkan surga perjuangan ya ma,,, karena sejak adek lahir dan sekarang telah berada di usia 21 adek selalu berada di jalan juang yang mama suguhkan sejak dalam kandungan dulu, makasih mama I love u :’)

Alhamdulillah.. 21 :’)

“0 nya netas ya dek jadi 1” kata Fitri Syaputri (Vivi) , seseorang yang banyak mengilhami, mengajari dan memberi pemaknaan terbaik atas karya Allah bernama kehidupan .. terima kasih teh :)

Dan banyak lagi orang-orang  yang lahir dan berbagi makna penting lain atas kehadiranya selama 20 tahun kemarin: 

Ronisewiko…lelaki dingin, angkuh dan kasar itu kini lebih saya kenal sebagai abang bertanggung jawab yang melankolis-romantis, terimakasih Aa sayaang :), 
Mama dan Papa terima kasih untuk ucapan I love u yang selalu kita umbar tiap hari :)
Dan banyak lagi.. mereka yang hadir sejak 14 mei 1991 hingga 14 mei 2012 hadir dan memberikan banyak nilai yang pasti nilainya tak selalu 10, tapi semuanya bermuara pada satu hal: Azzam!

Azzam untuk menjemput pertemuan dengan sang pemilik diri dengan cara yang indah dari ikhtiar paling indah yang pernah dilakukan

Azzam untuk menghapus atau setidaknya mengurangi tinta-tinta merah yang terlanjur tercatat di buku laporan para malaikat

Azzam untuk berkarya lebih baik, lebih nyata dan lebih indah dari yang telah terukir…

Dengan segenap rindu dan kasih sayang pada orang-orang sekitar yang telah hadir maupun yang akan dan belum hadir.. semoga kita bersama-sama sekuat tenaga menggoreskan tinta emas, ditengah sempurnanya pelangi.

Dimalam yang sunyi..
dan sesenyap ini
Dapatkah kumohon pada yang esa?!
Masihkah tampak manis raut wajahku?
Masihkah seputih kapas dihatiku?!
Bilakah tak ku koyak mata hatiku
Oo mungkinkah?

Begitu besarnya
KasihMu untuku karunia darimu setiap waktu
TanpaMu takkan indah jalan hidupku..
TanpaMu takan mudah nikmat rizkiku
KarenaMu selalu bersyukur saat ini kuberanjak dewasa
semoga hidup ini ku lalui dengan hati yang se..terang bintang-bintang
indah bertaburan
tanpa kecewa
amarah
prasangka
ooh dan semoga selalu ku jalani perintahMu tuhan
bimbinglah diriku….
Penuh kasih..
yang maha pengasih
Doaku di malamini…

(Aku beranjak dewasa - Sherina)


14 mei 2012
Dengan kesyukuran, dan semangat berbagi arti
Alhamdulillah :)