Pertanyaan barusan terkesan subyektif, tapi mencari obyektifitas hari ini tidaklah mudah, atas dasar pencitraan setiap kandidat bisa saja menutupi aib pribadi dengan citra positif yang diinginkan.
Pencitraan dalam masa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dianggap biasa, tapi jadi tak biasa saat pencitraan yang dilakukan tidak berdasarkan fakta, apalagi saat pencitraan yang dilakukan cenderung berlebihan hingga bisa masuk dalam kategori pembohongan publik. Pertanyaannya apakah calon kepala daerah yang melakukan pencitraan itu layak jadi pilihan?
Pada 20 September 2012 Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan berlangsung, banyak informasi yang muncul tentang latar belakang setiap kandidat, baik Foke – Nara maupun Jokowi – Ahok. Untuk incumbent sudah banyak kita ketahui bersama informasinya, sebaliknya untuk pasangan kompetitor Jokowi – Ahok tidak banyak informasi tentang mereka, kalopun ada kebanyakan berita seputar kegiatan yang masuk kategori advertorial bahkan pencitraan sifatnya.
Padahal definisi informasi yang saya maksud bukan sekedar profil mereka berdua. Lebih dari itu, informasi yang saya butuhkan adalah rekam jejak mereka selama ini. Apa prestasinya? Apa saja yang pernah mereka lakukan? Serta pertanyaan tentang apakah mereka pernah terlibat kasus korupsi? Dan seterusnya.
Hal tersebut tidaklah berlebihan, karena untuk mengurus Ibukota negara dengan luas dan kompleksitas permasalahan seperti DKI Jakarta memang dibutuhkan standar khusus, jika perlu harus lebih mumpuni dibandingkan kepala daerah lainnya, karena ini adalah ibukota negara!
Dalam masa penelusuran informasi tentang Jokowi – Ahok, tiba-tiba saya mendapatkan kiriman pesan singkat dari seorang kawan dekat, berikut bunyi pesan-nya : Alasan Tidak Memilih Jokowi Ahok by: @TrioMacan2000 –>http://chirpstory.com/li/19657 berikut isi dari pesan dari link barusan :
- Saya mau beri penjelasan knpa saya yg semula simpati sama Jokowi Ahok kini balik antipati pada Jokohok. Akibatnya Sy mmg dituduh macam2
- Gara2 saya kritik dan bongkar penipuan, kebusukan dan kinerja jelek Jokowi – Ahok sy dituduh bayaran, dibeli, plinplan, ga konsisten, dll
- Saya tegaskan bhw ini adalah akun provokasi kejujuran, utk pencerahan anak bangsa, anti korupsi. Penipuan publik Jokowi Ahok hrs diungkap.
- Tidak peduli sy diserang, difitnah, dituduh macam2. Tidak peduli. Bahkan gerakan unfoll yg sdh dilakukan timses Jokowi Ahok pun tak laku
- Misi akun adalah misi akun. Bahkan Ahok pernah fitnah saya, bilang sy pernah ketemu dia lalu ngambek. Itu tdk benar. Ahok tukang fitnah
- Sampai saat ini Ahok belum pernah minta maaf thdp fitnah dia pada diri saya.tukang fitnah tetap tukang fitnah. Itu yg mau jadi wagub DKI?
- Karena fitnah Ahok itu, saya lebih semangat utk ungkap kebusukannya. Sulaya publik tahu dan tidak tertipu oleh penampilan manis Ahok.
- Saya akui secara jujur, benar bahwa saya tidak suka foke. Saya sdh banyak ungkap kelemahan2nya sebagai Gub Jakarta.
- Saya juga tegaskan bhw pilihan saya saat itu adalah HNW. Figur yg amanah, cerdas, jujur dan bersih. Jokowi ahok tdk saya perhatikan
- Saya awalnya simpati sama Jokowi Ahok krn penampilannya dan citranya yg bagus : walikota terbaik, kinerja oke, pembauran dst
- Awal perubahan sikap ini adalah ketika saya menerima informasi dari sejumlah warga dari Belitung Timur. Mereka ungkapkan fakta2 ttg Ahok
- Ahok yg diberitakan pernah dapat Hatta Award itu tenyata adalah bupati yg korup. Kasus perambahan hutan lindung, proyek fiktif, KKN dst
- KKN Ahok dan keluarganya di Beltim itu parah. Proyek2 APBD yg hampir semuanya dikuasai oleh kerabat2nya seperti Johan, Awi dll.
- Bahkan pengadaan obat2an di Pemkab Beltim dimonopoli oleh Ibu Ahok. Adik Ahok, Basuri yg bupati Beltim skrg jg pernah tersangkut korupsi
- Alarm dalam otak saya langsung berbunyi. Ada apa ini? Pasti ada sesuatu yg disembunyikan dibalik pencitraan palsu Ahok ini !
- Saya langsung mencari tahu siapa Ahok itu sebenarnya. Dan ternyata, dia bukanlah bupati yg baik sbgmn dicitrakan abis2an itu
- Saya kultwitkan fakta2 ttg ahok termasuk kesepakatan jahatnya & Gub Babel. Ahok tdk dipenjara dgn syarat dia mundur dari Cagub Babel
- Lalu, perhatian saya beralih ke Jokowi. Ada apa dgn Jokowi. Saat itu ephoria Jokowi dimana2. Tp jika diperhatikan, kyk ada “sesuatu”
- Saya mulai perhatikan gerak gerik Jokowi. Saya cermati klaim dia sbg walikota terbaik se dunia versi Mayor Foundation itu. Ternyata?
- Ternyata klaim itu abal2 alias tipu daya semata. Lembaga MF itu hny kayak indonesian idol. Siapa pun bisa ajukan via internet. Pooling
- Sy mulai cari tahu, ternyata ada tim di belakang Jokowi yg manfaatkan idol2an itu utk pencitraan Jokowi sbg walikota terbaik sedunia !
- Faktanya, lembaga tsb bukan lembaga bonafid, pengumuman pemenang yg berrdasarkan pooling via internet pun blm diumumkan. JOKOWI MENIPU !
- Parahnya, Jokowi tdk pernah sama sekali punya niat dan usaha utk meluruskan persepsi yg salah itu. Dia manfaatkan terus utk dirinya
- Jokowi menikmati julukan walijita terbaik yg palsu itu utk keuntungan dirinya. Menipu rakyat dan dirinya sendiri. Munafik.
- Sy mulai perhatikan penampilan Jokowi di depan publik. Saya dapat kesimpulan : Jokowi gemar mainkan isu sehingga dia terkesan dizalimi
- Isu2 SARA seperti yg banyak muncul dipublik dimanfaatkan abis2an oleh Jokowi Ahok utk keuntungan mereka. Seolah2 mereka dizalimi Foke.
- Sementara isu2 itu sendiri ternyata ditiupkan oleh kubu Jokowi Ahok sendiri. Ini strategi pembentukan opini yg jago, tapi licik dan keji
- Kemudian, muncul isu kebakaran yg dikesankan disengaja oleh kubu Foke. Lagi2 Jokowi Ahok diuntungkan dgn isu ini.
- Nanti kita sambung lagi…mau jumatan dulu…
- Kita lanjutkan lagi kultwit kenapa saya anti pada Foke tapi 1000 kali lebih anti pada Jokowi Ahok…
- Ternyata, fakta membuktikan bhw Timses Jokowi Ahok sendirilah yg meniupkan isu pembakaran ini. Lagi2 luar biasa keji. Kayak cara PKI
- Saya terus amati Jokowi. Kirim tim ke Solo utk cari fakta sebenarnya. Ternyata Jokowi itu kinerjanya jeblok sbg walikota.
- Jokowi memang populer, namun kinerjanya sbg walikota dgn parameter2 baku sangat parah. Kemiskinan naik, pelacuran, kejahatan dll naik
- Jokowi bukanlah seorang walikota yg berprestasi. Dia hny rajin kunjungi warganya yg jumlahnya ga seberapa. Dia Populer Tapi dia GAGAL
- Satu per satu fakta ttg Jokowi ini terungkap ke publik. Akibatnya media massa pun tdk lagi simpati pd Jokowi yg dianggap menipu rakyat.
- Tidak ada lagi “bulan madu” Jokowi – Pers. Tdk ada lagi “media darling”. Jokowi sdh diketahui sbg sosok munafik yg menipu rakyat & pers.
- Penipuan Jokowi juga pada asal usul dana kampanye nya. Seolah2 minim dana kampanye, pdhl paling besar diantara semua cagub DKI.
- 36. Jokowi dan timsesnya dengan cerdik menipu publik. Pura2 jual baju kotak2 untuk kumpulkan dana kampanye pdhl ratusan M sdh tersedia.
- Semua tipu daya Jokowi Ahok dan timsesnya ini dilakukan semata2 demi pencitraan palsu. Utk menipu dan perdaya rakyat.
- Drman dana ratusan milyar ini berasal? Siapa yg siapkan ? Nanti saya bahas pd kultwit selanjutnya. Kita ungkap penipuanya saja dulu
- Saya dan mungkin semua rakyat yg sudah tahu tertipu oleh pencitraan palsu Jokowi Ahok punya hak utk marah dan kecewa. Itu hak pemilih.
- Ahok si Bupati Gagal yg hny 13 bulan menjabat sbg Bupati. Tinggalkan setumpuk masalah di Beltim. Banyak kasus2. Hny pemburu jabatan
- Jokowi, si Walikota Solo yg populer dgn segala cara, mendompleng program Esemka milik Diknas & perindustrian, jg tak pny prestasi
- Mereka berdua, Jokowi – Ahok tdk punya integritas. Tidak punya pendirian dan hanya jadi boneka/Alat prabowo cs sbg majikannya.
- Mereka ini yg skrg minta dukungan rakyat Jakarta. Minta dipilih sebagai Gub Jakarta. Apakah warga Jakarta rela? Mau? Saya sih ogah !
- Mereka ini yg halalkan segala cara utk bisa terpilih. Main fitnah dan tunggangi semua isu utk pojokan saingannya, apakah layak? Tidak !
- Itu sebabnya, saya yg semula simpati pada Jokowi Ahok, kini benci. Orang2 munafik itu adalah seburuk2nya manusia. Itu ajaran agama saya.
- Silahkan saja pendukung dan timses Jokowi Ahok marah2, mutung, atau ngamuk2 kesaya. Saya ga peduli. Misi ungkapkan kebenaran lebih utama.
- Jika dari aspek mudharatnya, lebih baik pilih Foke daripada pilih Jokowi-Ahok. Atau jika Foke jg banyak mudharatnya, mending golput !
- Memilih pemimpin yg tak seiman saja sdh merupakan dosa besar. Apalagi memilih pemimpin yg munafik.
- Saya dan teman2 akan terus dan tak berhenti sampaikan pencerahan, informasi, dan fakta2 tentang Jokowi-Ahok ini.
- Terserah teman2 tuips. Mau setuju atau tidak. Mau turut menyebarkan kebenaran atau tidak. Tdk ada paksaan. Inilah indahnya demokrasi.
Sumber : Alasan Tidak Memilih Jokowi Ahok by: @TrioMacan2000 –>http://chirpstory.com/li/19657
Selain kicauan si-Tigamacanduaribu juga banyak kicauan akun twitter lainnya yang jadi perhatian saya, diantaranya yang cukup dikenal adalah : @Vampire_RI, @Poconggg_RI, @kurawa, @gurita_global, dan masih banyak lainnya.
Tanggapan saya terkait dengan informasi tersebut boleh jadi ada benarnya atau sebaliknya, namun sebagai sebuah informasi hal tersebut penting untuk diketahui, terlepas dari motif politik dibelakangnya, munculnya dugaan korupsi yang pernah dilakukan Ahok memang butuh disikapi secara serius oleh aparat hukum kita.
Pertimbangan saya cuma satu yaitu, faktor kehati-hatian dalam mencari pemimpin. Toh, jika memang tidak melakukan korupsi yang dituduhkan, kenapa harus takut! Ahok bisa melakukan pembuktian terbalik sesegera mungkin. Tapi aneh-nya saya tidak menemukan bantahan resmi dari pihak Ahok, justru inilah yang menimbulkan pertanyaan sekaligus kecurigaan, jangan-jangan apa yang dituduhkan benar!
Atas dasar itu, penting bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam memilih pemimpin. Cobalah diperhatikan apa latar belakangnya? Apa ideologi-nya? Siapa saja yang ada dibelakangnya? Apa kepentingan terbesarnya? Dst. Lalu dengan munculnya berita miring tentang Jokowi – Ahok itu artinya Pencitraan Jokowi Mulai Terbongkar? Setelah itu apakah Jokowi – Ahok masih layak untuk jadi pilihan? Bagi saya menentukan pilihan itu bukan atas pertimbangan emosional, apalagi ikut-ikutan teman… Tapi karena pertimbangan yang bisa diterima akal sehat kita.
Mari bersatu demi masa depan Jakarta kita bersama… Yuk!
SUMBER: Suarajakarta.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar