Marina Ismail

Baru saja pindah kantor, pindah kelas, pindah sekolah, pulang liburan, selesai lebaran. Namun ada saja yang menyulut nafsu. Saya yakin, kita semua selalu berupaya meredakan segala gejolak tak perlu dalam hidup. Sebab memang sudah nalurinya manusia menyukai lengang dan damai. Namun ada saja, ada saja yang bisa menyulut sumbu emosi kita.

Kondisi demikian kawan, tak ayal akan berbuah konflik. 

Jika emosi tersulut, akan ada konflik horizontal. Konflik horizontal yang meluas, akan membengkak jadi konflik sosial yang melibatkan banyak individu. 
Jika emosi berhasil diredam, akan ada konflik pribadi. Ricuhnya dalam hati. Jika tak tertahan, akan meng-ekspos sedemikian rupa antagonitas diri. Jika kian parah, akan mengenyampingkan kesadaran psikologis. Dan anda, harus rela digelari psikopat.

Apa sebenarnya konflik?

Well, dari sekian banyak teori populer tentang 'konflik', saya petik satu yang cukup jadul. Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang bisa terjadi dalam berbagai keadaan akibat dari adanya beragam ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua atau lebih pihak yang berkepanjangan.

Ya, kata Taquiri konflik adalah warisan kehidupan. Betapa tidak?

Coba tengok bagaimana Ayahanda kita Adam as batinnya bertempur hebat antara mengambil Zuriat untuk kekasih penyenang hatinya, atau bertahan dengan idealisme pada perintah Tuhan?

Lalu kita lompat pada era lain ketika Adam as telah berketurunan di bumi. Dapatkah anda bayangkan bagaimana perasaan Qabil mesti 'terpisah' dari jelitanya Iqlima?

Sekarang beralih ke era banjir besar. Rasakan, bayangkan betapa seorang Ayah mesti memalingkan pedih hati dari kebodohan anak yang bersikukuh tak mau mengakui keesaan Tuhan? Seorang Suami yang perih hatinya kala sang Istri 'berkhianat' atas ajakan syurgawinya. Begitulah ayahanda Nuh as..
Ada kelumit pilu antara Cinta dan Ketauhidan di hatinya.

Juga sejarah yang dibakar waktu, yang luput dari kisah-kisah tertulis di buku-buku. Kawan sekalian tentunya tahu Muhammad Natsir. Ia, yang mengantar Indonesia pada kemerdekaan de jure-nya, lantas tak lama dipenjarakan Soekarno. Duhai jika bukan karena iman, ia tak kan mau jadi perdana menteri sebab dendam pada sang Presiden.

Nah, mungkin ini menarik. Pernahkan kawan sekalian membayangkan kebingungan luar biasa dalam hati orang-orang Israel? Mereka dihujat, dimaki, terancam beragam pertarungan diplomasi. Padahal mereka hanya berpikir tengah melawan orang-orang yang memarjinalkan mereka berabad lamanya. nah?

dan lain lagi, dan lain lagi, dan masih masih masih banyak yang lain lagi.

dan kita tak butuh lebih banyak sejarah konflik bukan?
sebab di S A A T  i n i  pun, persis kita tengah menghadapi banyak konflik yang buat kesal hati.

Lantas apa yang kuasa meredakan konflik?
Sebagaimana penyebabnya yang banyak, peredanya pun juga banyak.

Kawan-kawan sekalian pun pasti sudah pernah, tengah dan akan melakukan cara berbeda dalam mengatasi konflik yang selama ini dihadapai bukan?

Nah, sekaranglah saya ingin mulai bicara mengenai judul blog ini. Marina Ismail. Siapa dia? saya sangat yakin hampir tak ada yang tahu siapa dia, bahkan baru kali ini membacanya. 

Biar secara singkat saya beritahu kawan sekalian tentang siapa ia. Marina Ismail, adalah seorang warga biasa, yang karena garis keturunan dipilih oleh parlemen untuk menjadi Puteri dari sebuah negara bernama Azadistan. Tak memiliki pengalaman, ia pun berhadapan dengan tekanan yang teramat berat dikarenakan instabilitas ekonomi akibat embargo oleh UN.

Azadistan pun kelamaan makin ringkih dan rakyatnya kian miskin. Beruntung, pengabdian Marina yang tulus sebagai Kepala Negara sementara membuat ia dicintai rakyat meski akhirnya mereka sama-sama jatuh.

Ketika jalan cerita kemudian mempertemukan Marina dengan Kamal Majirif, seorang pilot dari organisasi yang diam-diam melawan UN. Pertemuan dengan Kamal akhirnya membuka matanya tentang makna perjuangan dan kedamaian. 

Dalam sebuah suratnya pada Kamal, Marina menulis:

"Even if you cannot read this letter, I want to entrust you my feelings. You were forced to fight in The Republic of the Krugis when you were still a child. You only knew how to live in a battlefield, even so you feel the same way as me when it comes to looking for peace. Even if we understood each other... why couldn't we walk the same path? You use force to eradicate the conflicts on this world... If that were possible, then, where would your happiness be? You carry the sins and you fight even if you end up wounded. I doesn't matter how many times I think about it, your way of life is too painful. Sharing the happiness you have with others, and in exchange that the others do the same with you... I think that's the way that will lead us to true peace. This is why you should take your own happiness... I pray that you'll find your own happiness." 

Surat yang juga curahan hati itu membuka mata Marina tentang kedamaian. Bahwasanya konflik, akan selalu dan selalu ada. Jika tak terjadi antar dua kelompok, dua individu, konflik akan mendera hati seseorang.  

Ia kemudian mengkampanyekan sebuah kalimat sederhana pereda konflik. Kalimat yang diperjuangkan bertahun lamanya sebelum akhirnya bisa dimengerti banyak orang.

Kalimat yang juga saya sering jadikan 'quote' pribadi hingga kini. Sebuah kalimat yang juga pereda konflik:

"Peace cannot be kept by force, it can only be achieved by understand each other.."



Nah, diatas adalah karakter Marina Ismail, yang kisah lengkapnya bisa kawan panteng di serial Gundam 00. Buat saya, Gundam 00 dengan konklusi kalimat Marina tadi, sudah cukup untuk jadi klimaks dari semua serial gundam yang sudah dan akan tanyang lagi.

Marina Ismail menyanyikan lagu yang sangat menyentuh dalam serial tersebut. Lagu yang kemudian jadi album sendiri dengan 4 aransemen berbeda dan 2 minus one. Lagu berjudul tomorrow yang bisa kawan dengar di blog ini, adalah lantunan harapan Marina bagi terwujudnya kedamaian.




2 komentar:

  1. oooh! Gundam toh :D saya mah nontonnya Gundam yg dulu disiarin di Indosiar itu loh *lupa judulnya, Gundam Wings atau Destiny gitu kalau gak salah :D
    --> loh, kok jadi ngobrolin Gundam :p

    BalasHapus
  2. yg terakhit diputer indosiar itu gundam seed sama gundam seed destiny. Gpp lah, anime bagus kok. Bukan santapan anak-anak :D

    BalasHapus

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...