Suatu ketika saya mendapat informasi yang sangat valid tentang 'ulah hitam' seorang pejabat publik. Informannya sangat bisa dipercaya. Beritanya pun telah menyebar di media massa. Sehingga dengan sentuhan informasi ini, aib orang itu akan sempurna sudah terungkap.
Ketika saya meminta izin untuk menyebar informasi penting ini, ternyata sungguh diluar dugaan. Ustadz konsultan saya, yang juga adalah seorang punggawa sebuah partai dakwah dengan arif mengatakan,
Maka informasi sepenting itu pun terendap sudah. Sunyi karena penghargaan pada itikad baik kami. Tak ingin menodainya dengan kekhilafan dan nafsu sesaat.
Tiga bulan bergulir hingga masa pemilihan, kami pun diuji dengan hal yang kami hindari itu. Berbagai informasi buram (black campaign) lewat beragam media mulai dari buku, poster, spanduk, leaflet dan selebaran sejenis beredar. Sungguh kami terluka dan sangat tersinggung. Karena bullying kepada pemimpin kami adalah berarti cacian pada guru, murabbi, ustadz kami. Berbeda halnya dengan kelompok lain yang bahkan sesama kader partainya sendiri pun saling menjatuhkan.
Nah, ini sebagian kecil dari temuan-temuan yang beredar luas di masyarakat:
Tak pernah ada dalam catatan sejarah, para pahlawan dan pengusung kebaikan menjalani usaha mereka dengan mulus. Selalu ada ujian yang Tuhan berikan. Sebagai tes setimpal atas kualitas ganjaran kebaikan yang akan Allah berikan.
Maka akan menjatuhkan pilihan pada pihak seperti apakah sahabat sekalian?
Termakan isu dan dengan berburuk sangka pada saudara sendiri yang tengah berupaya menghadirkan kebaikan, atau menaruh keyakinan pada mereka?
Bila merasa benar, landasilah dengan kebenaran.
Bila merasa orang lain salah, simpan prasangka itu..
dan biar kita berlomba dalam kebaikan.
Ketika saya meminta izin untuk menyebar informasi penting ini, ternyata sungguh diluar dugaan. Ustadz konsultan saya, yang juga adalah seorang punggawa sebuah partai dakwah dengan arif mengatakan,
|"Tidak perlu akhi, jangan mengumbar aib orang lain. Biarkan kesalahan mereka kelak Allah bukakan seterang-terangnya tanpa hijab di akhirat. Kita punya tujuan baik, maka jangan merusaknya dengan cara-cara yang tidak baik."|
Maka informasi sepenting itu pun terendap sudah. Sunyi karena penghargaan pada itikad baik kami. Tak ingin menodainya dengan kekhilafan dan nafsu sesaat.
Tiga bulan bergulir hingga masa pemilihan, kami pun diuji dengan hal yang kami hindari itu. Berbagai informasi buram (black campaign) lewat beragam media mulai dari buku, poster, spanduk, leaflet dan selebaran sejenis beredar. Sungguh kami terluka dan sangat tersinggung. Karena bullying kepada pemimpin kami adalah berarti cacian pada guru, murabbi, ustadz kami. Berbeda halnya dengan kelompok lain yang bahkan sesama kader partainya sendiri pun saling menjatuhkan.
Nah, ini sebagian kecil dari temuan-temuan yang beredar luas di masyarakat:
Tak pernah ada dalam catatan sejarah, para pahlawan dan pengusung kebaikan menjalani usaha mereka dengan mulus. Selalu ada ujian yang Tuhan berikan. Sebagai tes setimpal atas kualitas ganjaran kebaikan yang akan Allah berikan.
Maka akan menjatuhkan pilihan pada pihak seperti apakah sahabat sekalian?
Termakan isu dan dengan berburuk sangka pada saudara sendiri yang tengah berupaya menghadirkan kebaikan, atau menaruh keyakinan pada mereka?
Bila merasa benar, landasilah dengan kebenaran.
Bila merasa orang lain salah, simpan prasangka itu..
dan biar kita berlomba dalam kebaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar