Bashirah: si Test Pack


 


Wah wah.. apa maksudnya ini? Jangan risih dulu ya baca judulnya.

Apa ada sobat  yang bersinggungan dengan alat ini padahal mereka belum menikah? Hmmmh, terlalu pastinya jika demikian. Kasihan. Tapi kita yakin benar tak akan ada 
diantara sobat sekalian yang macam demikian.

Begini maksud tulisannya:

Beberapa waktu lalu saya berdialog dengan seorang adik angkatan. Saya memberitahukan ada beberapa orang yang terindikasi bermasalah. Lalu dia bertanya, 
kenapa kang Roni, antum bisa tau?” 
“Ya…(saya sempat bingung juga menjawabnya), ya.. tau aja. Ngerasa. Kerasa beda aja orang yang lagi ada problem tuh. Ucapannya gak berasa ke hati. Syura-syura yang dipimpinnya pasti hambar. Tingkah lakunya terasa ganjil walau rutinitasnya sama dengan kita dan sama dengan biasanya. Ya pokoknya macam gitu lah“. 
Setidaknya itu yang membuat saya, yang tentu amal yauminya saja belum benar ini, merasakan jika ada 
keganjilan yang perlu ditabayunkan.

Lain halnya dengan salah seorang Ustadz yang saya kenal yang luar biasa firasatnya. Ia memimpikan ada seorang binaannya dulu hadir di mimpinya. Lalu ustadz itu merasakan keganjilan. Dan beliau lalu memanggil sang binaan.

Sebelum sempat Ustadz bertanya, sang Binaan sudah meminta maaf duluan dan mengakui bahwa ia punya kesalahan yang tidak pantas dilakukan seorang muslim. Ia 'berhubungan' dengan seorang perempuan.

Tepat sekali dugaan Ustadz. Sebetulnya, dari mimpi beliau, entah kenapa beliau memperkirakan sang binaan itu tengah bermasalah dengan wanita. Ternyata benar saja. Celakanya, sang binaan mengatakan: 
hamdulillah tidak sampai hamil”. What?!!! Celaka benar orang itu. Jadi apa yang telah terjadi antara mereka? Entahlah. Saya hanya mendengar ceritanya sebatas itu. Kawan-kawan bisa menafsirkannya sendiri.

Firasat tajam yang dimiliki oleh sang Ustadz itulah yang dinamakan Bashirah (penglihatan: bashiiraa). Sebuah mekanisme kepekan hati yang otomatis ada ketika jiwa telah bersih dan diri telah terasah alami dengan amal-amal yaumi.

Maka dari itu sangat penting menjajal hari-hari kita dengan amalan yaumiah (saya menulis begini karena tau apa rasanya meninggalkan ibadah-ibadah standar harian itu). Itulah yang akan memberi ruh kita makan sehingga ruh tetap bernutrisi. Jika tubuh diberi makan tiga kali sehari supaya tetap berenergi, maka seyogyanyalah bagi ruh untuk diberi makan pula lewat amal-amal yaumi.

Inilah yang kemudian akan memberi hati kita kecakapan untuk melihat lebih peka dari biasa. Maka jangan berani dusta di depan orang yang kita perkirakan ia lebih giat dalam beribadah daripada kita. Maka Rasulullah bersabda:

Waspadalah terhadap firasat seorang mukmin. Sesungguhnya dia melihat dengan nur Allah." (HR. Tirmidzi dan Ath-Thabrani)

Kepekaan inilah yang membuat Rasulullah yakin akan menjadi mu’minnya salah satu diantara dua Umar. Ini pula yang membuatnya mampu melihat rentetan kemenangan pasukan muslim pada percikan yang ditimbukan oleh cangkul yang beradu keras dengan batu ketika beliau bersama para sahabat saat tengah menggali Khandaq (parit).
Kemampuan inilah yang membuat Abu Bakar menangis kala mendengar khutbah terakhir Rasulullah saw. Sebab beliau merasa disana ada kalimat-kalimat perpisahan Rasulullah pada ummatnya.

Hal ini juga yang membuat Umar berteriak seperti orang gila memberi petunjuk perang pada pasukan mu’min padahal saat itu beliau ra tengah berkhutbah di masjid.


BASHIRAH…
Itulah portable test pack kita untuk mengecek ketaklaziman yang ada pada diri kita maupun orang-orang dekat. Jika kita merasa Everything is gonna be OK, ada dua kemungkinan:
Pertama,  Everything is really really really gonna be OK.
Kedua, diri kita sama tak beresnya dengan orang-orang di sekitar kita.
-----


‘Kekuatan utama yang menggerakkan masyarakat pada masa kebangkitan yaitu kecemasan. Inilah mata air yang memberikan energi untuk bergerak dan bergerak, melangkah tertatih-tatih sembari jatuh dan bangun, meraba dalam ketidakpastian. Namun terus bergerak.’
[Ust. Anis Matta]

JIka kita lemah bergerak, berarti sedang tak cemas. Bila tak cemas, berarti tak merasai. Bila tak merasai, berarti…?

18 Jumadil Akhir 1431

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...