|
Demikian dilansir oleh
Baeitsalem, kantor HAM di wilayah entitas Zionis dalam laporannya pada tanggal
20 Februari 2010. Sang Bocah, Ahmad Shiyam adalah warga kawasan Silwan, wilayah
AlQuds terjajah. Hal tersebut juga bukan hanya terjadi padanya, sebab banyak
bocah dengan kisaran usia 12-15 tahun, ditangkap dan diintimidasi seperti
demikian oleh tentara Zionis. Allahu a’lam
apa motif dibalik kebiadaban itu.
Subhanallah..
jawaban, pendirian, dan kesabaran yang luar biasa bagi seorang bocah.
Tak mudah memilki keteguhan
semacam demikian, kecuali kita punya motif kuat yang melatari. Motif merupakan
dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan
yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut.
Motif jadi semacam rahim bagi
sebuah tindakan untuk lahir dari diri kita. Setiap bayi itu pada dasarnya
terlahir suci, orang tua dan lingkunganlah yang kemudian membentuk karakternya.
Pun sama halnya dengan motif.
Pada mulanya tindakan setiap manusia hanyalah niat, yang belum condong pada
baik atau buruk. Tapi motif akan membimbing niat yang netral itu untuk melahirkan
suatu kebaikan atau keburukan. Sehingga intinya, motif akan menentukan kualitas
tindakan yang akan kita lakukan.
Banyak macam motif yang akan
melatari setiap tindak-tanduk kita.
Ada motif informatif. Inilah mungkin
yang menyebabkan seorang mahasiswa bisa memiliki IPK cum laude, seorang dosen selalu berhasrat pada penelitian, atau
seorang anak kecil untuk belajar mengaji. Motif ini ada karena keingintahuan.
Ada motif hiburan, yang
menyebabkan kawasan braga selalu ramai di penghujung malam, Cineplex 21 selalu sold out, atau kawasan puncak selalu
ramai di akhir pekan. Motif ini ada karena keinginan akan kesenangan.
Ada juga motif integrasi
personal, semacam keinginan untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas pribadi.
Lain halnya dengan motif integrasi Sosial, yang ada karena kebutuhan akan
terjaganya eksistensi diri.
Satu lagi, yang pasti ingin
sama-sama kita hindari. Motif Pelarian.
Semacam kepengecutan pribadi untuk berhadapan dengan tantangan-tantangan hidup
yang memang pada umumnya bukan hal ringan bagi yang menghadapi.
Beruntunglah setiap muslim karena
Islam mengajarkan: “innamal a’malu bin
niyyat, likullim ri immannawaa”, Setiap
amalan itu tergantung niat, Setiap orang akan mendapat apa yang ia niatkan.
Seorang kawan baik pernah
menceritakan tentang kawan nasraninya yang berkata: “Saya benar-benar kagum
dengan agama kalian (islam),
dimanapun kapanpun selau setia untuk beribadah”. Itu dikatakannya setelah
menyaksikan bagaimana Rizvan khan (tokoh yang diperankan Shah Rukh Khan dalam film
My Name is Khan), selalu tulus menunaikan ibadah dimana saja serta berjuang
dengan gigih mengatakan pada Presiden AS, “My
Name is Khan, and I’m not a terrorist.”
Pujian dari orang nasrani
tersebut diutarakan karena ia kagum atas motif tulus Khan dalam menunjukkan
komitmennya pada Islam. Ia berpikir semua muslim adalah demikian.
Percayalah sahabat, bahwa setiap
muslim memang bisa seperti Khan dalam ketulusannya, dalam kegigihannya pada
kebenaran.
Tak perlu menyalahkan dan
menyesali masa lalu dan lingkungan karena keterpurukan serta kesedihan kita,
sebab setiap akibat yang kita terima pada dasarnya adalah umpan balik atas
keputusan dan motif-motif kita.
Tak perlu banyak beralasan saat
berhadapan dengan kegagalan bila kita memang telah mengikhtiarkan yang optimal.
Bocah Palestina di awal catatan
ini bisa mengagumkan kita karena ia punya alas an yang tulus untuk tak bersujud
terkecuali hanya pada Allah. Motifnya jujur, tulus, serta dibarengi keimanan
kuat, maka terbentuklah kegigihan.
Lalu bagaimana dengan kita?
Masihkah kuliah hanya sekedar
‘manut pada orang tua’? Masihkah mengerjakan tugas-tugas hanya karena itu
adalah tuntutan dosen?. Masihkah mau berpanas pantat duduk lama mendengar
kuliah hanya karena merasa ‘itu harus’?
Kita harus punya alasan yang
jelas atas segala tindakan. Alasan yang baik, akan jadi Rahim yang melahirkan
tindakan positif. Kelola hati, kendalikan pikiran, supaya keduanya bisa berpadu
menghasilkan motif yang positif.
Jangan hidup karena pengaruh kawan, situasi atau ajakan-ajakan, tetapkanlah sebuah pilihan, sebab kita, memang akan terus bergerak, untuk sebuah alasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar