Karena
demi dawai itu, kau sempat tercenung lama, menanggalkan jari-jemari untuk memperdengarkan nyanyianmu padaku..
Suara adalah nanar-nanar udara yang senantiasa
saling mengharmoniskan dalam menyampai suatu pesan.
Dan kau, telah lama memahami dan setia
berlarut bersamanya.
Tidaklah kau dengar seekor jangkrik mengerik,
malainkan ada kata-kata alam yang tertangkap. Menunggu mengesiap, mewujud
kumpulan kata baru dari bibirmu tentang banyak hikmah..
Tidaklah udara
menyentuh bulu-bulu halus di telingamu, melainkan ia menjelma raja yang
menitahmu menafsir peristiwa-peristiwa..
Dan selalulah kerikil-pasir bersyukur jadi
hamba tuk kau pijak, sebab ia serta-merta merasa lebih dari sekedar butiran
yang jarang diperhatikan bila telah kau ramu bersama rasa-rasa sastra..
Telah lama suara menjelma rindu yang dalam di
kalbumu.
Ianya adalah karunia berbalut harap yang engkau
nanti-nanti.
Ruang selalu sunyi bagimu...
Suatu kali kuajari kau memetik dawai,
Dan dawai ternyata adalah kawan yang
melengkapkanmu riang berbahasa.
Alam jadi ramai membicarakanmu bersama dawai
itu.
Mereka selalu siap menanti dawai itu berbicara
dengan gaya dan rasamu.
Dan Kini aku memahami betapa jiwamu cepat
dewasa.
Lalu kau kuajari tentang Tuhan.
Sebab beragam bahasamu tentang bagaimana alam
menyampai kata dan peristiwa, seyogyanya adalah bentuk kekaguman yang tak kau
sadari tentang sebuah keajaiban..
Bahwa mereka hanyalak secuplik kebesaran dari
Ia yang selalu Bersuara di Telinga manusia yang banyak tuli,
Dan di hati mereka yang enggan jujur berkata..
Bahwa suaraNya selalu lebih merdu dari
bisikan-bisikan..
Dan kini..
Kau telah ikut jadi bagian, entitas dari
rangkaian kerja panjang para nabi:
Manusia-manusia yang gema suaranya abadi,
berpantulan setia di ruang zaman.
---
Ketika suatu kali aku pulang,
Kau tengah duduk manis di tengah taman..
Dan diantara sahutan serangga-serangga
pepohonan,
Dawai yang kau mainkan bersuara damai..
Di tengah taman yang Tuhan takdirkan indah
ini...
Melodi itu telah kupahami sejelas kata.
Rangkuman rasa hati yang dari dawaimu,
Seperti kumpulan nada rumit beritme sederhana.
Kau... baru mengucap cinta.
[terima
kasih, Allah... atas inspirasinya. Ini
adalah sari dari bagaimana kekaguman saya pada seorang gadis bisu ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar